Contoh Laporan praktikum Ilmu Ternak Unggas

Berikut ini adalah potongan dari Contoh Laporan praktikum Ilmu Ternak Unggas. Kalian bisa mendapatkan File lengkap tentang Laporan ini dibagian bawah artikel ini.

Abstrak
Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak.

Perkembangan teknik pembibitan sejalan dengan perbaikan mutu genetik yang dilakukan oleh para ahli genetik. Para ahli memiliki catatan individu ayam merupaka dasar untuk membentuk strain ayam yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Contohnya, strain ayam yang menghasilkan produksi daging dan tingkat efisiensi pakan yang tinggi.

Suatu usaha peternakan sebaiknya memberi pakan yang seimbang dengan pertambahan berat badan pada ayam, sehingga mencapai efisiensi yang dinyatakan dalam perhitungan FCR. Karena  semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi).

Tujuan dari praktikum Ilmu Ternak Unggas mengenai Karakteristik Pertumbuhan Ayam Ras Pedaging Yang Dipelihara Berdasarkan Kelompok Berat Badan Yang Berbeda yaitu untuk mengetahui serta untuk mengetahui dan melihat konsumsi pakan, pertumbuhan berat badan, serta konversi pakan dari ayam ras pedaging.

Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah mampu mengetahui secara langsung tatalakana pemeliharaan ayam pedaging fase starter dan finisher, serta mampu melihat dan mengetahui konsumsi pakan, pertumbuhan berat badan dan konversi pakan dari ayam ras pedaging.

PENGUJIAN AVIAN INFLUENZA DENGAN TEKNIK PCR

PENGUJIAN AVIAN INFLUENZA DENGAN TEKNIK PCR
(Polymerase Chain Reaction)
PERSIAPAN
-     Preparasi Sampel dan Reagen
               Persiapan sampel
·    Spesimen berupa organ,swab kloaka dan trachea, cairan allantois atau material yang diduga mengandung virus AI
·         Spesimen organ digerus (dihomogenisasi) dan ditambahkan PBS
·  Sentrifuge untuk memperoleh supernatan sebagai sampel untuk ektraksi RNA

-  Pengenceran Primer
·       Primer masih beku dibuat untuk konsentrasi 200 picomol.
·       Ditambahkan NFW, DEPC, TE Buffer sebanyak yang dibutuhkan
·  Di aliquout (dibagi-bagi) primer stok kedalam beberapa tabung mikrotube
·   Untuk membuat dengan konsentrasi yang lebih rendah diambil 1 aliquout primer stok untuk diencerkan sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan dengan menambahkan NFW, DEPC, TE buffer sesuai kebutuhan.
·         Penyimpanan pada – 20o

Rumus pengenceran Primer
a.  Pengenceran primer Beku (200 picomol)




V
=
___ C ____



200


Keterangan:
V= Volume DEPC, NFW, TE buffer yang dibutuhkan untuk pengenceran
C= Konsentrasi primer beku dalam satuan picomol (konsentrasi awal dalam satuan nanomol atau nmol x 1000).

M 1 . V 1 = M 2. V 2

Keterangan:
M1 = Konsentrasi awal primer stok (200 picomol)
M2 = Konsentrasi primer yang diinginkan
V1  = Volume primer stok yang dibutuhkan
V2  = Volume primer yang diinginkan (V2 = V1 + volume NFW, DEPC, TE buffer yang digunakan untuk mengencerkan)

Anatomi Organ Reproduksi Ternak

Organ Reproduksi ternak Jantan
Pada hewan yang melakukan fertilisasi secara interna organ reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Peranan hewan jantan dalam hal reproduksi terutama adalah memproduksi sperma dan sejumlah kecil cairan untuk memungkinkan sel sperma meluncur menuju rahim. 

System reproduksi ternak jantan terdiri atas :
1. Testis
2.Epididimis
3.Duktus Deferens
4. Kelenjar aksesori (kelenjar vesikulosa, prostate dan bulbouretralis )
5. Uretra
6. Penis

Organ Reproduksi ternak Betina
Hewan betina tidak hanya menghasilkan sel-sel kelamin betina yang penting untuk membantu suatu individu baru, tetapi juga menyediakan lingkungan dimana individu tersebut terbentuk, diberi makan dan berkembang selama masa- masa permulaan hidupnya. Fungsi-fungsi ini dijalankan oleh organ-organ reproduksi primer dan sekunder. Organ reproduksi primer, ovaria, menghasilkan ova dan hormon-hormon kelamin betina Organ-organ reproduksi sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopii (oviduct), uterus, cervix, vagina dan vulva. 

Organ-organ reproduksi sekunder adalah menerima dan menyalurkan sel-sel kelamin jantan dan betina, memberi makan dan melahirkan individu baru. Alat-alat kelamin dalam digantung oleh ligamentum lata. Ligament ini terdiri dari mesovarium, mesosalpinx dan mesometrium yang masing-masing menggantung ovarium, tuba fallopii dan uterus. Pada sapi dan domba, pertautan ligamentum lata adalah dorsolateral, di daerah ilium, sehingga uterus terletak bagaikan tanduk domba jantan cekung ke arah dorsal dan ovaria terletak dekat pelvis. 

Perkembangan Sistem Reproduksi Ternak

Perkembangan Sistem Reproduksi
Selama periode embrio bahan dasar alat-alat reproduksi baik pada hewan jantan maupun betina sudah dipersiapkan. Didalam embrio muda gonad atau alat kelamin primer berada dalam keadaan indiferen dan sampai pada saat ini belum ada bukti yang menunjukkan apakah individu itu akan membentuk ovarium atau testes. Namun sifat-sifat chromatin dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin jauh sebelum alat-alat reproduksi berdiferensiasi. 

Pada awal periode embrio, gonad dapat dikenali dengan 2 lipatan yang muncul pada sisi-sisi dinding perut bagian dorsal (kira-kira umur 30 hari) yang disebut punggung lipatan kelamin. Dengan berkembangnya embrio terjadi invaginasi di eoitel lembaga yang membungkus punggung lipatan kelamin dan terbentuklah simpul alat kelamin primer. Di tempat sel lembaga muncul dalam epitel lembaga. Alat kelamin utama tumbuh dari punggung lipatan kelamin bagian tengah, bagian anterior dan posterior tumbuh sedikit sekali dan akhirnya berdegenerasi. Perbedaan kecepatan perkembangan gonad bagian kiri dan kanan, pada bagian gonad sebelah kiri dan salurannya  lebih cepat berkembang daripada yang kanan.

Awal Perbedaan Jenis Kelamin
Sesudah alat kelamin netral pada waktu masa embrio, yang jangka waktunya beragam menurut jenis hewan, mulailah terjadi perubahan yang menetukan perbedaan jenis kelamin. Perubahan ini dibuktikan oleh perbedaan bentuk epitel lembaga, perbedaan pembentukan simpul alat kelamin, perubahan pada stroma khususnya pada pembentukan albuginea, perbedaan jumlah sel kelamin dan perbedaan saat terbentuknya sel-sel interstisial.

Simpul Kelamin Primer pada Hewan Jantan
Pada testes hanya sepasanng simpul yang berkembang menjadi simpul kelamin primer. Simpul kelamin sedikit demi sedikit memisahkan dari epitel lembaga tetapi meluas perkembangannya kea rah simpul rete yang terletak dekat dengan saluran wolf. Mula-mula simpul tersebut lurus tetapi sedikit demi sedikit menjadi bekelok-kelok dan akhirnya bercabang-cabang dan melebur satu sama lain sehingga membentuk jala terbuka. Sel-sel lembaga yang akan menjadi spermatogonia, tetap relative sedikit sampai beberapa waktu sesudah waktu kelahiran dan pada beberapa peristiwa sampai akil balig. Bersamaan dengan penambahan jumlah sel lembaga maka simpul kelamin berkembang dengan memebentuk rongga dipusatnya dan menjadi tubuli semineferi.

Simpul Kelamin Sekunder pada Hewan Betina
Pada hewan mamalia betina simpul kelamin sekunder timbul dari epitel lembaga dan tumbuh ke dalam. Pada umumnya, sejak saat munculnya simpul kelamin  sekunder, simpul kelamin primer berhenti tumbuh dan terlihat menyusut dan akhirnya menghilang di dalam jaringan ikat di daerah medulla ovarium. Simpul medulla serupa dengan tubuli seminiferi pada jantan. Simpul kelamin sekunder menjadi cortex ovarium, ujung simpul berubah menjadi sarang sel, tiap sarang terdiri dari sel telur yang besar yang diliputi oleh lapisan sel-sel epitellium.

Saluran Kelamin
Selama tahap indiferen, dua pasang saluran kelamin yang berbeda muncul dalam embrio :
  1. Saluran yang akan menjadi jantan, yaitu saluran wolff, tubuli uriniferi yang setingkat dengan badan wolff, simpul rete, yang menghubungkan simpul kelamin primer dengan tubuli wolff.
  2. Saluran yang akan menjadi betina yaitu saluran muller.
Saluran wolff tumbuh dari penyatuan ujung-ujung distal tubuli pronephros. Ini terjadi pada waktu setiap tubulus membelok ke belakang dan bergabung dengan salah satu saluran di belakangnya, membentuk pembuluh yang langsung berhubungan dengan sinus urogenitalis. Sesudah masa indiferen berakhir, tiap-tiap saluran wolff pada hewan jantan menjadi epididimis dan vasa deferentia. Bagian ujung anterior bergelung dan mempunyai dinding yang berurat daging dan ini membentuk epididimis. Bagian tengah dan belakang membentuk vas deferens. Pada hewan betina bagian tengah berdegenerasi dan hilang. Bagian anterior yang pendek akan tetap berhubungan dengan epoophoron dan suatu bagian posterior yang pendek menetap di kedua belah sisi vagina sebagai saluran Gartner.

Download File Lengkapnya


Pass : http://info-peternakan.blogspot.com/

Pengertian daging menurut beberapa sumber

Pengertian daging menurut  beberapa sumber - Anda sedang membaca artikel tentang pengertian daging menurut beberapa sumber. berikut ini pengertian daging. 

Daging adalah otot hewan yang tersusun dari serat-serat yang sangat kecil, masing-masing berupa sel memanjang yang disatukan oleh jaringan ikat, membentuk berkas ikatan yang pada kebanyakan daging jelas kelihatan lemak pembuluh darah dan urat syaraf. Bila potongan daging diamati secara teliti maka tampak dengan jelas bahwa daging terdiri atas tenunan yang terdiri atas air, protein, tenunan lemak dan potongan tulang.

Daging merupakan hasil pemotongan ternak yang telah melalui proses rigormortis, dalam proses rigormortis tersebut otot akan mengalami kehilangan glikogen dan mengakibatkan otot menjadi kaku, setelah itu enzim-enzim proteolitik pada daging akan bekerja dalam memperbaiki keempukan.

Daging mempunyai  struktur daging yang terdiri dari jaringan otot, jaringan ikat, pembuluh darah dan jaringan syaraf. Menurut SNI 01-3947-1995 Urat daging melekat pada kerangka, kecuali urat daging dari bagian bibir, hidung dan telinga yang berasal dari sapi /kerbau yang sehat waktu dipotong. Jenis mutu dibedakan menjadi segar, dingin dan beku, syarat muut, pengambilan contoh dan pengemasan.

Menurut Lukman (2008) SNI 01-3947-1995 penggolongan daging sapi/kerbau menurut kelasnya adalah yaitu golongan (kelas) I, meliputi daging bagian  has dalam (fillet), tanjung (rump),  has luar (sirloin), lemusir (cube roll), kelapa (inside),  penutup (top side),  pendasar + gandik (silver side). Golongan (kelas) II, meliputi daging bagian paha depan,  sengkel (shank), daging paha depan (chuck), daging iga (rib meat),  daging punuk (Blade). Golongan (kelas) III, meliputi daging lainnya yang tidak termasuk golongan I dan II, yaitu samcan (flank), sandung lamur (brisket ).