Nutrisi protein ternak ruminansi


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Nutrisi protein ternak ruminansia merupakan hal yang agak kompleks jika dibandingkan dengan nutrisi protein ternak non-ruminansia. Pada ternak non-ruminansia, ternak memenuhi kebutuhan proteinnya dari asam-asam amino yang diserap dari saluran pencernaan, dan ketersediaan asam amino tersebut sebagian besar bisa digambarkan dari konsentrasi protein yang terkandung dalam bahan pakan.

Pada ternak ruminansia, kondisinya tidak demikian. Ternak ruminansia memenuhi kebutuhan asam aminonya dari dua sumber, yaitu protein pakan yang tidak terurai di dalam rumen (Undegraded Dietary Protein) dan protein mikroba. Kedua sumber protein tersebut dicerna oleh enzim pencernaan ternak di usus halus menjadi peptida kecil dan asam-asam amino untuk kemudian diserap masuk ke dalam tubuh. Dalam kondisi pemberian pakan yang normal, di mana protein pakan hampir semuanya mengalami penguraian di dalam rumen, protein mikroba memainkan peran yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan asam amino ternak. Bahkan, ternak ruminansia mampu hidup dan bertahan dengan kandungan protein pakan yang rendah karena pasokan protein dalam bentuk protein mikroba ke usus halus. 

Oleh karena itu, selain untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah “Nutrisi Ternak Dasar” ini, penyusun mengangkat judul tentang Protein, karena protein merupakan zat paling penting yang harus ada dalam Nutrisi Makanan Ternak. Disini penyusun tertarik untuk lebih mendalami tentang protein.

Tujuan
  1. Tujuan Umum
    Adapun tujuan umum dibuatnya makalah tentang protein adalah Agar mahasiswa dan pembaca dapat mengetahui mengerti tentang pentingnya protein untuk tubuh kita.
  2. Tujuan Khusus
    Adapun tujuan Khusus dibuatnya makalah tentang protein adalah sebagai berikut :
    - Mengemukakan permasalahan tentang protein.
    - Menjabarkan kadar dan fungsi protein
    - Memberitahu kepada mahasiswa sumber protein.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Protein
Istilah protein berasal dari bahasa Yunani yaitu ”Proteos”, yang berarti “Yang Utama” atau “Yang Didahulukan”. Kata ini diperkenalkan oleh Ahli Kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802 – 1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein separuhnya ada di dalam otot, seperlima dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh dalam kulit dan selebihnya dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon pengangkut zat – zat gizi dan darah. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai Prekursor, sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul – molekuk esensial untuk kehidupan.

Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat kimia lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

Klasifikasi Protein
Adapun Klasifikasi protein antara lain Protein terdapat dalam bentuk Serabut (Fibrous), Globular, dan Konjngsi.
  • Protein Serabut (Fibrous) Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral dan terjalin satu sama lain, sehingga menyerupai botany yang kaku.
    Karakteristiknya :
    - Rendah daya larutnya.
    - Mempnayi kekuatan mekanis yang tinggi
    - Tahan terhadap enzim pencernaan.
    Contoh : Kolagen, Elastin, Keratin, Miosin.
  • Protein Globular
    Karakteristiknya :
    - Berbentuk bola.
    - Larut dalam larutan garam dan asam encer.
    - Mudah berubah dalam pengaruh suhu.
    - Konsentrasi garam mudah mengalami denaturasi.
    Contoh : Albumin, Globumin, Histon, Protamin
  • Protein Konjungsi Merupakan protein sederhana yang terikat dengan bahan – bahan non asam amino (Gugus Prostetik).
    Contoh : Nukleoprotein, Lipoprotein, Fosfoprotein, Metaloprotein.

Jenis – Jenis Protein
Adapun Jenis-jenis Protein di susun atas :
  • Berdasarkan Komponennya
    - Protein Bersahaja Merupakan campuran yang terdiri atas asam amino.
    - Protein Kompleks Selain terdiri atas asam amino juga terdapat komponen lain (unsur logam, gugus posfat, dll).
    - Protein Non Kompleks Merupakan ikatan antara intermediet produk sebagai hasil hidrolisa parsial dari protein native.
  • Berdasarkan Sumbernya
    - Protein Hewani yaitu Protein yang berasal dari binatang, contoh : Daging, Susu, telur, dll.
    - Protein Nabati Berasal dari tumbuhan, contoh : Jagung.
  • Berdasarkan Fungsi Fisiologiknya
    - Protein Sempurna.
    - Protein Setengah Sempurna.
    - Protein Tidak Sempurna.

Komposisi Kimia Protein
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai – rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit – unit asam amino yang membentuknya.

Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada satu Gugus Karboksil (-COOH), satu Gugus Amino (-NH2), satu Atom Hidrogen (-H) dan satu gugus Radikal (-R) atau rantai cabang.

Pada umumnya asam amino yang diisolasi dari protein dihidroksilat alfa – asam amino, yaitu gugus karboksil dan amino terikat pada atom karbon yang sama. Yang membedakan asam amino satu sama lain adalah rantai cabang atau gugus –R nya.

Fungsi, Guna, dan Sumber Protein
Adapun Fungsi dari protein adalah sebagai berikut
a. Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan.
b. Untuk pembentukan ikatan – ikatan esensial tubuh.
c. Untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
d. Untuk memelihara netralitas tubuh.
e. Untuk pembentukan antibodi.
f. Untuk mengangkat zat – zat gizi.
g. Sebagai sumber energi.

Oleh karena itu, protein sangat berperan penting dalam tubuh ternak, karena bila manusia tidak cukup protein, maka mereka akan dapat menderita gizi kurang.